Jumat, 14 Maret 2008

BUKAN SAYA YANG BIKIN PUISI


Kami yang duduk sendiri di sini, tersendiri dipinggir-pinggir kubur yang diberikan kepada
kami untuk menjaga mereka saat mereka menonton televisi, belajar atau bercanda riang,
mengantarkan energi pada saat mereka lapar untuk menanak dan menghangatkan sarapan sarapan
mereka, menenangkan sujud-sujud dalam doa.

Kami masih disini sejak puskesmas desa memiliki bidannya yang pertama yang membantu
kelahiran buah hati, dan masih disini ketika sang buah hati merengek minta buku pelajaran
SMP nya yang pertama.

Memilih kisah buat opini-opini tentang masa depan, tentang atasan-atasan kami, tentang
kemegahan-kemegahan yang tertayang di media-media, memilih untuk sendiri, adalah sesempurna ini sepi yang dijanjikan, seperti terlihat pada kubur-kubur disamping pagar PLTD kami.

Kami yakin kesepian dan ketiadaan adalah kesempurnaan, mengalahkan segala opini-opini
tentang masa depan, tentang kebahagiaan dunia, kebahagiaan buah hati suatu saat nanti,
menjadi impian-impian teman lelap setelah menunggu gerak jarum-jarum tekanan oli dan naik
turunnya tegangan setiap malam, malam yang menyepi.

1 komentar:

  1. Buat yang bikin puisi saya mohon maaf. Puisi ini saya temukan, gak ada judul dan pengarangnya. Tapi karna kebetulan mirip lah dengan kondisi yang saya temukan, saya tertarik untuk membagi puisi ini dengan yang lain

    BalasHapus